
Luna, dewi bulan yang pucat, tiap malam melintasi angkasa dari istana emasnya di timur dengan mengendarai keretanya yang dihela dua ekor sapi jantan bertanduk sabit.
Dia memberikan cahayanya yang lembut keperakan bagi bumi di malam hari. Dalam perjalanan dia selalu disertai bintang-bintang yang dipimpin oleh Vesper, Bintang Senja. Kala fajar menyingsing, bersama mereka dia akan menuju ke Sungai Ocean di sebelah barat dan kembali ke istananya di timur dengan mengendarai perahu.
Di wajah Luna yang cantik dan murni selalu membayang kabut duka Konon suatu malam, saat dia sedang menjalankan tugasnya menerangi bumi, dia berjumpa seorang pemuda gembala yang tampan bernama Endymion di Gunung Latmos. Luna jatuh cinta pada Endymion. Namun sayang Endymion yang dianugerahi keabadian oleh Jupiter juga memohon agar diizinkan tidur selamanya Maka dia tak akan pernah terbangun oleh sentuhan lembut jemari Luna yang membelai wajahnya untuk mengatakan pada Luna bahwa dia juga mencintainya.
Luna dilukiskan sebagai wanita cantik bergaun dan berkerudung keperakan, wajahnya pucat oleh duka.