Memang harus diakui bahwa ayat-ayat referensi tentang malaikat dalam Alkitab hanya sedikit. Hanya sekitar 300 ayat referensi dalam seluruh Alkitab, bila dibandingkan dengan nama Yehovah, misalnya, yang disebut lebih dari 6.000 dalam kitab Perjanjian Lama. Walaupun demikian, tidak ada alasan bagi manusia untuk, pertama, menolak mengakui adanya malaikat, dengan alasan skeptis, seperti kaum Saduki dan Liberal. Kedua, tidak dapat membuktikan secara pasti keberadaan dan status malaikat sehingga manusia disesatkan dan menyembah malaikat-malaikat itu. Dari informasi yang diberikan Alkitab tentang malaikat, dapatlah kita lebih memahami betapa hebat kedaulatan Allah.
1. Asal dan arti kata malaikat. Kata "malaikat" dalam bahasa Ibrani disebut "malak" dan dalam bahasa Grika disebut "anggelos", yang berarti: messenger, agent-utusan/pembawa berita; perantara. Dalam bahasa Inggris, malaikat ditulis dengan kata "angel". Jadi kata "malaikat" berasal dari bahasa-bahasa semit yang diserap dari bahasa Grika.
Kata "utusan/pembawa berita" haruslah dipahami dari konteks sejarah. Pada zaman dulu, dimana komunikasi masih sulit, jarak yang cukup dekat untuk zaman sekarang harus ditempuh selama berbulan-bulan, lihat Kejadian 24 dan Yoshua 9, maka peran seorang "utusan/pembawa berita" sangat besar artinya. Seorang pembawa berita adalah seorang yang sangat dipercaya oleh tuannya dan tidak akan berbicara selain apa yang dikatakan oleh tuannya. Pada pihak lain, seorang utusan yang membawa sabda dari seorang raja, akan disambut dengan penuh hormat oleh para kawula kerajaan, karena sabda yang dibawa oleh utusan tersebut.
Tidak heran bila Yohanes sampai menyembah malaikat yang membawa berita dari Allah baginya, Wahyu 19:10; 22:8-9. Tidak heran pula bila malaikat Gabriel sampai marah kepada Zakharia, karena ia tidak percaya kepada berita yang dibawa oleh Gabriel. Dengan wibawa ilahi, Gabriel mampu menghukum Zakharia menjadi bisu sampai semua itu terjadi, Lukas 1:20. Bahkan raja sebesar dan seagung Nebukadnezar pun, harus mengakui kebenaran kata-kata dari "sang utusan", bahkan harus mengalami sendiri kewibawaan Allah melalui "sang utusan", Daniel 4 (NIV). Allah sebagai raja diatas segala raja, tidak perlu turun tangan langsung, cukup melalui utusan-Nya saja. Betapa agungnya sang raja yang mengutus malaikat itu. Puji Tuhan.
2. Beberapa kata atau istilah lain yang diartikan atau berkaitan dengan malaikat. Selain kata yang umum dikenal yakni "malaikat", untuk "utusan/pembawa berita Allah", dipakai juga beberapa istilah lain. Istilah-istilah itu sebenarnya lebih berarti sebagai gelar yang mengungkapkan berbagai aspek sifat, penampilan atau tugas yang ada pada malaikat itu. Untuk memahami istilah-istilah itu dibutuhkan referensi dan pemahaman prinsip-prinsip penting Alkitabiah. Sehingga istilah-istilah itu justru lebih mewakili maksud dan tujuan pemakaiannya. Dari bervariasinya istilah yang dipakai untuk pengertian malaikat, dapat dilihat betapa kayanya nuansa bahasa Alkitab itu.
2.1. Penjaga atau pengintai - Watcher, Daniel 4:13-23; Yesaya 62:6. Malaikat-malaikat itu bertugas untuk berjaga-jaga, siang dan malam, untuk mengawasi apakah perintah atau ketetapan Allah tetap berlangsung sesuai dengan kehendak Allah. Jadi kata penjaga atau pengintai menunjuk kepada tugas utama malaikat sebagai penjaga berlangsungnya segala perintah Allah dengan benar.
2.2 Anak-anak yang perkasa - Sons of mighty, Mazmur 89:6 (KJV). Malaikat sebenarnya adalah mahkluk perkasa, keperkasaan mereka melebihi manusia perkasa manapun juga. Sebagai contoh, Matius 28:2, malaikat Tuhan dengan mudah memindahkan batu penutup pintu kubur Yesus yang beratnya berton-ton. Beberapa istilah tentang keperkasaan malaikat, perkasa-mighty, Mazmur 29:1 (KJV). Kumpulan orang perkasa-congregation of the mighty, Mazmur 82:1 (KJV), orang-orang perkasa-mighty ones, Yesaya 13:3 (KJV).
2.3 Anak-anak Allah - Sons of God, Ayub 1:6; 2:1; 38:7. Bila kita memahami situasi penciptaan, maka istilah "Bapa" untuk Allah berarti sumber segala sesuatu. Adam disebut anak Allah, Lukas 3:38, karena Adam dicipta oleh Allah. Sebagai mahkluk ciptaan gelar "anak Allah" bagi Adam adalah suatu kehormatan. Demikian juga dengan malaikat-malaikat ciptaan Allah itu, gelar "anak-anak Allah merupakan gelar kehormatan bagi mereka". Gelar tersebut wajar untuk mereka karena merekalah mahkluk kudus berakal budi yang terlebih dahulu diciptakan. Kelak istilah "anak Allah" diberikan kepada orang yang lahir baru dalam Tuhan. Sebagaimana ada dua keturunan Abraham, yakni keturunan jasmani dan keturunan rohani yang mewarisi iman Abraham, demikian juga dengan anak-anak Allah. Anak-anak Allah secara jasmani adalah malaikat-malaikat dan Adam. Sedangkan anak-anak Allah secara rohani adalah orang percaya yang lahir baru.
2.4 Allah-allah - Elohim, Mazmur 8:5-6; 97:7. Seharusnya kata Elohim kata Mazmur 8:6 diterjemahkan menjadi "allah-allah", bukan kata "Allah". Sehingga terjemahannya menjadi: "Namun Engkau telah membuatnya hampir sama dengan "allah-allah". Jadi istilah Elohim untuk para malaikat itu berarti "allah-allah". Gelar "allah-allah" diberikan kepada malaikat-malaikat karena Allah sering menampakkan diri dalam rupa malaikat.
2.5 Orang-orang kudus - Saints, Ulangan 33:2; Daniel 4:13-23; Yudas 1:14. Selain untuk manusia, istilah ini juga dipakai untuk malaikat.
2.6 Api yang menyala-nyala, Mazmur 104:4; Ibrani 12:18. Api adalah simbol kekudusan Allah. Bila malaikat digambarkan sebagai api yang menyala-nyala, hal itu disebabkan karena kekudusan Allah yang senantiasa menyertai mereka.
2.7 Bala tentara Allah, 1 Raja-raja 22:19; II Raja-raja 6:17; Nehemiah 9:6; Mazmur 33:6; 103:21; Daniel 7:10; Lukas 2:13. Malaikat memang merupakan "pasukan tentara sorgawi". Yesuspun mengatakannya, Matius 26:53.
2.8 Pemimpin-pemimpin, Daniel 10:13, 20-21; 12:1. Dalam konteks kitab Daniel yang berbicara mengenai nubuat tentang bangsa-bangsa dunia, malaikat digambarkan sebagai pemimpin bangsa. Boleh dikata, setiap bangsa dipimpin oleh seorang malaikat. Disebutkan bahwa bangsa Israel "dipimpin" oleh Mikhael. Bila Mikhael, yang artinya "siapakah yang seperti Allah", menjadi pemimpin umat Allah, maka setan adalah pemimpin bahkan penguasa dunia, Yohanes 12:31; 14:30; 16:11; Efesus 2:2; 1 Yohanes 5:19. Pada zaman Daniel pasal 10, dunia dikuasai oleh kerajaan Persia. Itulah sebabnya, Lucifer, si setan digambarkan sebagai pemimpin kerajaan Persia, Daniel 10:13a. Kerajaan Persia membawahi begitu banyak raja-raja taklukan, itulah gambaran setan dan bawahan-bawahannya, Efesus 2:2; 6:12. Kelak bila pemimpin kerajaan dunia beralih kepada Yunani maka setan akan muncul sebagai "pemimpin Yunani", Daniel 10:20.
2.9 Bintang-bintang pagi, Ayub 38:7; Yesaya 12:12-14. Malaikat-malaikat digambarkan sebagai bintang-bintang yang bercahaya. Lucifer digambarkan sebagai bintang fajar, sebelum ia jatuh. Kemudian lucifer digambarkan sebagai bintang jatuh pada saat kejatuhannya. Gelar "bintang" bukan hanya diberikan kepada malaikat-malaikat. Tapi Allah juga memberikannya bagi orang-orang percaya, Kejadian 15:5; Wahyu 1:20.
2.10 Tahta-tahta; Kerajaan-kerajaan; Penguasa-penguasa, Kolose 1:16; Roma 8:38; Efesus 1:21; 3:10; 1 Petrus 3:22. Dipakainya gelar-gelar kepemerintahan dalam ayat-ayat ini menunjukkan adanya hirarki atau strata yang rapi dan jelas dalam dunia malaikat. Hal ini juga jelas terlihat ketika si setan mengatur sistem pemerintahan kerajaan kegelapannya, Efesus 6:12.
2.11 Roh-roh yang melayani, Ibrani 1:13-14; Mazmur 103:21. Malaikat-malaikat adalah pelayan-pelayan yang harus melaksanakan perintah Allah. Malaikat-malaikat adalah roh-roh yang melayani Allah, dalam arti bukan menjadi pengantara (Juru Syafaat) antara manusia dan Allah. Hanya Yesus Kristus-lah pengantara itu, 1 Timotius 2:5; Yohanes 14:1, 6.
2.12 Pilihan, 1 Timotius 5:21. Istilah "malaikat-malaikat pilihan" kemudian dikenakan kepada malaikat-malaikat yang oleh kehendak bebasnya sendiri tidak mau mengikuti setan. Malaikat-malaikat yang mengikuti setan dan jatuh ke bumi, terbuang karena pilihan mereka sendiri untuk memberontak kepada Allah, II Petrus 2:4; Yudas 1:6. Yesus Kristus dan orang-orang percaya juga disebut pilihan Allah, Matius 24:22, 24, 31; Markus 13:20, 22, 27; Lukas 18:7.
2.13 Hamba, Wahyu 19:10; 22:9. Malaikat pilihan itu sendiri yang menyebut diri mereka sebagai "hamba". Berarti hanya Yesus Kristus, sang Tuan, yang layak disembah.
3. Kata "malaikat" yang dipakai bukan untuk para malaikat. Menarik untuk disimak bahwa, kata malaikat itu sendiri sekali-sekali dalam Alkitab dipakai bukan untuk para malaikat itu sendiri. Hal ini dapat dipahami lewat arti katanya sendiri, yakni: "Utusan". Sudah pasti bila kata malaikat itu dipakai untuk menunjuknya sebagai utusan, walaupun ia bukan malaikat, pastilah orang itu adalah utusan Allah yang istimewa. Untuk memahami bilamana kata "malaikat" itu ditujukan kepada pribadi yang lain, kontekslah yang amat menentukan.
3.1 Malaikat Tuhan - malaikat Yehovah. Dalam kitab Perjanjian Lama sering dijumpai istilah ini. Isitilah ini tidak menunjuk kepada malaikat, melainkan pada dua hal yang amat penting bagi manusia, yakni Theophany dan Christhopany (lihat uraian tentang itu).
3.2 Malaikat Perjanjian, Matius 3:1. Istilah ini sebenarnya ditujukan kepada Yesus Kristus sebelum ia berinkarnasi ke dalam dunia (lihat uraian tentang hal itu).
3.3 Malaikat Jemaat, Wahyu 2:1, 8, 12, 18; 3:1, 7, 14. Istilah ini hanya ada dalam kitab Wahyu. Tetapi bila diingat bahwa oleh Yakub, Allah digambarkan sebagai "malaikat Gembala", Kejadian 48:15-16 (lihat juga pandangan Daud dalam Mazmur 23), maka jelas sekali betapa pentingnya peranan seorang Gembala Jemaat. Nampaknya istilah "malaikat jemaat" dalam kitab Wahyu itu menggambarkan peran istimewa seorang gembala jemaat.
4. Seraphim dan Kherubim. Memang jelas sekali bahwa semua hal dalam alam roh diungkapkan dengan jelas kepada manusia, lewat Alkitab. Berikut akan dijelaskan tentang Seraphim dan Kherubim.
4.1 Seraphim. Mahkluk roh yang bernama Seraphim hanya muncul satu kali dalam Alkitab, yakni dalam penglihatan Yesaya, Yesaya 6:1-7. Gambaran tentang Seraphim ini adalah sebagai berikut:
* Sebentuk mahkluk roh dalam jumlah jamak, berdiri di bagian atas tahta Allah. Kata Tuhan ditulis dalam ADONAI, bukan YEHOVAH (ayat 1-2).
* Mahkluk ini mempunyai enam sayap (tiga pasang).
* Satu pasang sayap untuk menutupi wajahnya, satu pasang untuk menutupi kakinya, satu pasang untuk terbang (ayat 2).
* Mahkluk ini mempunyai wajah (ayat 2), tidak dijelaskan bagaimana bentuk kakinya.
* Mahkluk ini mempunyai tubuh kesimpulan logis dari adanya kaki dan wajah.
* Mahkluk ini berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya melalui bahasa lisan (ayat 3-4). Bahkan mereka juga satu kelompok pemuji Allah.
* Mahkluk ini mempunyai tangan (ayat 6), yang nampaknya berfungsi seperti tangan manusia.
* Salah satu mahkluk ini berkomunikasi dengan Yesaya (ayat 6-7), mengambil bara dari mezbah dengan penjepit bara, lalu datang menyentuhkannya ke bibir dan berbicara kepada Yesaya.
Seraphim berasal dari kata Ibrani "saraph", yang berarti menyala-nyala. Melalui konteksnya nampak arti kata ini erat kaitannya dengan kekudusan Allah. Bukankah Allah itu adalah api yang menghanguskan, Ibrani 12:29; Keluaran 24:17. Nampak bahwa dalam hadirat Allah seperti inilah Yesaya menyadari kenajisan mulutnya dan butuh kekudusan dari Allah.
Dalam Yohanes 12:39-41, Tuhan Yesus menegaskan bahwa Yesaya telah melihat Dia. Maksudnya, penglihatan Yesaya dalam Yesaya 6 itu, adalah penglihatan tentang Yesus. Dalam Yesaya 6:1-2 ditulis: "Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan (ADONAI, bukan YEHOVAH) duduk di atas tahta . . . Para Seraphim berdiri disebelah atas tahtaNya". Bila nama Allah itu disimak, maka Allah Bapa itu namanya YEHOVAH yang diterjemahkan dalam kata TUHAN (Lord - bahasa Inggris). Sehingga dalam kitab perjanjian lama, Allah Bapa sering disebut Tuhan Allah - YEHOVAH ELOHIM. Karena nama YEHOVAH (TUHAN, LORD) itu amat kudus bagi orang Israel maka nama itu sering disebut ADONAI, diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Tuhan. Tetapi ternyata kelak dalam kitab perjanjian baru, kata Tuhan - KURIOS, yang menunjuk kepada Tuhan Yesus, tepat sekali bila diterjemahkan dengan kata ADONAI. Jadi, bila dalam Yesaya 6:1, Yesaya berkata :" . . ., aku melihat ADONAI . . .", sebenarnya Yesaya telah melihat Tuhan Yesus, Yohanes 12:41.
Disebelah atas tahta ADONAI (KORIUS - bahasa Grika) berdiri para Seraphim, Yesaya 6:2. Bila disimpulkan maka Seraphim adalah malaikat-malaikat yang melayani Tuhan Yesus Kristus, lihat Matius 4:11; 26:53; Markus 1:13.
4.2 Kherubim. Mahkluk roh yang disebut dengan nama Kherub (bentuk tunggal), Kherubim (bentuk jamak), lebih sulit dipelajari tetapi mempunyai cukup banyak informasi. Di Alkitab kata Kherub ditulis 25 kali sedangkan kata kherubim ditulis 65 kali, jadi seluruhnya sebanyak 90 kali. Dari 90 kali tertulis dalam Alkitab, hanya satu kali dalam kitab perjanjian baru, sedangkan dalam kitab perjanjian lama ditulis 89 kali.
Memang sulit untuk memberi penafsiran tentang kherubim ini, arti katanya sulit untuk dipahami. Gesenim, ahli bahasa Semit, penulis Lexikon yang terkenal, mencatat empat arti kata kherubim, yaitu: perkasa, kuat ia yang dekat kepada Allah; pelayan-pelayanNya; ia yang diakui dihadapanNya. Sulit untuk menafsirkan apa atau mahkluk apa kherubim itu. Terdapat banyak tafsiran tentang kherub. Kevin J. Conner menulis bahwa para ahli menafsir dalam tiga kelompok yaitu:
(1). Kherubim adalah malaikat-malaikat.
(2). Kherubim erat kaitannya dengan ke-Allah-an, mewakili atau lambang dari berkat ke-Allah-an.
(3). Kherubim adalah orang-orang kudus.
Setelah meneliti ayat-ayat tentang kherubim, maka nampaknya penafsirannya harus dibagi dalam beberapa bagian, yakni:
(a). Kherubim dalam Kejadian pasal 3 dan Yehezkiel pasal 28.
(b). Kherubim dalam kitab Keluaran sampai Yesaya, termasuk yang ada dalam kitab Ibrani.
(c). Kherubim yang ada dalam Yehezkiel pasal 1,9,10 yang ada kaitannya dengan Wahyu 5 dan 6
(d). Kherubim yang ada dalam Yehezkiel pasal 41.
Dari pembagian ini akhirnya dapat disimpulkan apa atau siapakah Kherubim itu.
a. Kherubim dalam Kejadian 3:24 dan Yehezkiel 28:14, 16. Nampaknya, penerjemah Alkitab terjemahan baru kurang tepat menerjemahkan Yehezkiel 28:14, 16. Versi terjemahan bode dan beberapa versi terjemahan bahasa Inggris, yang lebih tepat, menulis, yaitu: "Engkaulah menaungi . . . (bode), -Thou art the anointed cherub that covereth . . . (KJV). Para ahli Alkitab seperti Schofield, Dake, dan Ryrie menafsirkan bahwa Yesaya 28:11-19 itu sebenarnya merupakan analogi untuk lucifer yang memberontak terhadap Allah, kemudian dibuang dan dikenal sebagai setan. Jadi sebelum kejatuhannya lucifer adalah salah satu kherubim. Sebelum lucifer jatuh, ia pernah datang ke Eden. Setelah jatuh dan berubah status menjadi setan, ia masuk ke Eden, sebagai ular untuk menjatuhkan manusia ke dalam dosa, setelah manusia diusir dari taman Eden, Allah menempatkan beberapa kherubim, dengan pedang bernyala, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan, Kejadian 3:24. Kesimpulannya, yaitu: kherubim adalah malaikat-malaikat yang mempunyai kedudukan tinggi. Tentunya dengan tugas dan wewenang istimewa dari Allah.
b. Kherubim dalam kitab Keluaran sampai Yesaya dan Ibrani. Kherub disini, disulam dalam kain atau dibentuk dalam rupa patung kecil atau besar, yang dipakai dalam kemah sembahyang dan kaabah Allah, bentuk dan penampilannya sebagai berikut:
* Kherub itu mempunyai 2 (1 pasang) sayap yang dapat dikembangkan atau ditutup, Keluaran 25:18-22; 37:9; 1 Raja-raja 6:23-27; 8:6-7; 1 Tawarikh 28:18; II Tawarikh 3:11-13; 5:7-8.
* Kherub itu mempunyai wajah, Keluaran 25:20; yang ada disini adalah wajah manusia; Keluaran 37:9.
* Kherub itu mempunyai tubuh, dalam bentuk manusia, 1 Raja-raja 6:25.
* Kherub itu mempunyai kaki, dalam bentuk manusia, II Tawarikh 3:13.
* Kherub itu pasti "memakai jubah" (tidak dalam bentuk telanjang), karena erat kaitannya dengan hal-hal yang kudus, Keluaran 28-29, 39; Imamat 6:10cf.
Dari gambaran yang dideskripsikan disini, maka kherubim mempunyai sosok manusia. Karena dibuat oleh para ahli, ditambah dengan dua buah sayap yang indah, maka sosoknya pasti anggun.
Kherubim yang ada di kemah sembahyang itu agak sulit ditafsirkan siapa mereka. Hal itu disebabkan karena, kherub disini dipakai di tiga bagian kemah sembahyang, yaitu:
(1) Dua buah kherubim yang saling berhadapan di atas tutup pendamaian, Keluaran 25:17-22; 37:6-9.
(2) Gambar tenunan pada sepuluh kain tenda kemah suci, Keluaran 26:1; 36:6.
(3) Gambar tenunan pada tirai pemisah antara ruang suci dan ruang maha suci, Keluaran 26:31; 3:35.
Kherubim pada tirai ini dalam bentuk jamak, walaupun tidak disebutkan berapa jumlahnya, satu hal yang harus diperhatikan, bahwa kepada Musa telah diperlihatkan pola Tabernakel, Keluaran 25:9, 40; Ibrani 8:5. Sehingga kherubim yang terdapat pada tiga bagian kemah itu pasti sesuai dengan pola yang diperlihatkan Allah kepada Musa diatas gunung Sinai.
Masih ada lagi dua patung kherubim besar dari kayu minyak yang menaungi tabut perjanjian dalam kaabah Salomo, 1 Raja-raja 6:23-35; 8:6-7; II Tawarikh 3:8-13; II Tawarikh 5:7-8. Kherubim pada tirai pemisah ruang kudus dan ruang maha kudus, 1 Raja-raja 6:32, 35. Kherubim pada dinding luar dan dinding dalam bangunan utama kaabah, 1 Raja-raja 6:29; II Tawarikh 3:7. Kherubim pada pintu penutup kereta untuk menopang laut, 1 Raja-raja 7:29, 36. Sudah pasti bentuk kherubim itu sama dengan yang ada pada kemah sembahyang.
Tafsirannya: Berdasarkan deskripsi diatas, maka dapat ditafsirkan bahwa ada dua kelompok kherubim.
Pertama : Kelompok kherubim yang ada dalam ruang maha kudus, kherubim tersebut adalah Theopany Allah Bapa dan Allah Roh Kudus, ingat istilah malaikat YEHOVAH yang sering tertulis dalam kitab perjanjian lama. W.H. Offiler dalam buku "Allah dan NamaNya" menafsirkan bahwa kedua kherubim yang ada pada tutup pendamaian adalah Theopany Bapa dan Roh Kudus. Jeff dan Annete Harvey dalam buku "Tabernakel Musa" juga berpendapat sama. W.H. Offiler menafsir bahwa dua gambar kherub yang disulam pada tirai pemisah antara ruang suci dan ruang maha suci adalah Theopany Bapa dan Roh Kudus, sedang tirai itu adalah Kristus, Ibrani 10:20. Prinsip Trinitas itupun dapat diterapkan pada dua kherub besar yang menaungi tabut perjanjian dalam ruang maha suci di kaabah Salomo, juga terdapat dua kherub pada pintu masuk ke dalam ruang maha suci.
Kedua : Kelompok kherub yang ada pada bagian-bagian lain kemah sembahyang dan kaabah Salomo. Kherubim ini adalah malaikat-malaikat tingkat tinggi, seperti dalam Kejadian 3:24. Alasannya yaitu, kherubim ini tidak dalam posisi Trinitas, jumlahnya banyak.
c. Kherubim dalam kitab Yehezkiel pasal 1,9,10 dan 11. Sebenarnya, penglihatan Yehezkiel akan kemuliaan Tuhan dan mahkluk-mahkluk hidup yang menyertai-Nya, Yehezkiel 1, tidak secara eksplisit menyebutkan bahwa mahkluk-mahkluk itu adalah kherubim. Nanti dalam Yehezkiel 10:20, nabi itu mengerti bahwa mahkluk-mahkluk hidup itu adalah kherubim. Bentuk dan penampilan mereka adalah sebagai berikut:
Yehezkiel pasal 1:
* Menyerupai manusia, dengan empat muka (ayat 5-6), empat muka tersebut, ayat 10 adalah :
* Muka manusia, di bagian depan.
* Muka singa di bagian kanan
* Muka lembu di bagian kiri
* Muka rajawali di bagaian belakang .
* Mempunyai 4 (2 pasang) sayap (ayat 6); sepasang sayap untuk dikembangkan, sepasang saya untuk menutupi muka mereka (ayat 11:23); terbang seperti kilat (ayat 14); suara sayap itu dahsyat kedengarannya ketika mereka terbang; bila berhenti sayap itu terkulai (ayat 24-25).
* Kaki lurus, mengkilat seperti tembaga digosok dan tapak kaki seperti kuku anak lembu (ayat 7).
* Mempunyai tangan manusia (ayat 8).
* Cara berjalan atau bergerak yang unik (ayat 12); tidak menggerakkan kaki, karena kaki lurus (ayat 7); dapat bergerak dengan leluasa ke arah mana Roh itu hendak pergi (ayat 15,16,19,20); bila hendak berubah arah mereka tidak mengubah posisi badan sebab mempunyai muka yang menghadap keempat jurusan (ayat 17).
* Ditengah-tengah mereka ada seperti bara api (ayat 13).
* Diatas kepala mereka ada seperti cakrawala, yang diatas mereka ada yang menyerupai tahta, diatas tahta tersebut ada yang seperti rupa manusia (ayat 22, 25-26); Yehezkiel 9.
* Kemuliaan Allah Israel terangkat dari atas kherubim (ayat 3, 10:4); Yehezkiel 10.
* Tahta Allah diatas kepala kherubim (ayat 1, 11:22).
* Dibawah kherubim, diantara roda-roda ada bara api (ayat 2, 3, 6-7).
* Suara sayap kherubim itu dahsyat (ayat 5).
* Tangan kherub menyerupai tangan manusia (ayat 7-8, 21).
* Disamping setiap kherub ada roda untuk berjalan atau bergerak. Roda itu bergerak sesuai gerak kherub (ayat 9-11, 17, 19).
* Kherub mempunyai badan, punggung, tangan yang penuh mata (ayat 12).
* Mempunyai empat muka (ayat 14-15).
* Mempunyai 4 buah (2 pasang) sayap (ayat 21).
* Sayap kherub adalah untuk terbang (ayat 16, 19, 11:22).
Dalam Yehezkiel 8:1 dan 9:8, jelas diungkapkan bahwa ini adalah penglihatan Yehezkiel tentang Tuhan Allah (Lord, God-KJV). Dalam bahasa aslinya istilah ini ditulis dengan kata ADONAI YEHOVAH. Bode menerjemahkannya menjadi "Tuhan Hua", yang maksudnya adalah "Tuhan YEHOVAH" atau "Tuhan TUHAN", memang isitlah "Tuhan TUHAN" asing bagi telinga kita, sehingga diciptakan suatu istilah menurut terjemahan baru yakni: "Tuhan ALLAH", yang pasti berbeda dengan istilah "Tuhan Allah", Kejadian 2:4. Jadi jelas bahwa penglihatan Yehezkiel itu adalah tentang Allah Bapa yang kemuliaanNya bertahta di atas sejumlah kherub.
Tafsirannya:
Sudah pasti bahwa kherubim ini adalah malaikat-malaikat khusus yang melayani Bapa. Bila kemudian kherubim ini dikaitkan dengan makhluk-makhluk yang ada dalam Wahyu 4 dan 5, yang penampilannya merupakan gabungan dari seraphim dan kherub. Apapun juga makhluk "tak bernama" itu tetaplah mereka merupakan roh-roh ciptaan yang melayani Allah secara khusus.
d. Kherubim dalam Yehezkiel 41. Deskripsi tentang kherub dalam ayat 18-20, 25 begitu singkat. Tidak disebutkan berapa buah sayapnya, bentuk tubuh, kaki atau tangan. Hanya yang disebutkan adalah dua buah wajah, yang satu berbentuk manusia dan yang lain berbentuk singa.
Tafsirannya :
Meskipun sulit menafsir sesuatu yang informasinya begitu singkat, tetapi masih ada patokan umum yang dapat menjadi pegangan. Walaupun bait Allah Yehezkiel itu bukanlah Bait Allah fisikal, seperti kaabah Salomo, tetapi prinsipnya tetap sama. Jadi, prinsip penafsiran yang diterapkan untuk menafsir kherub dalam Tabernakel Musa dan kaabah Salomo, juga dapat menjadi prinsip untuk menafsir kherub dalam Bait Allah Yehezkiel itu.
5. Keberadaan malaikat. Setelah asal dan arti kata malaikat sudah diuraikan, kini akan dibahas tentang keberadaan malaikat.
5.1. Malaikat adalah mahkluk ciptaan. Alkitab mengajarkan bahwa malaikat-malaikat adalah makhluk-makhluk yang diciptakan, Mazmur 148:2, 5; Kolose 1:16; Wahyu 4:11. Hanya Alkitab yang dapat menjadi patokan tentang bentuk atau penampilan malaikat, sesuai dengan deskripsi yang tercatat dalam Alkitab. Segala sesuatu diciptakan oleh sang Firman yang adalah Yesus sendiri, Yohanes 1:1-3; Kolose 1:16; Wahyu 4:11. Jadi malaikat-malaikat juga diciptakan oleh Tuhan Yesus Kristus. Memang Alkitab tidak mencatat dengan pasti kapan para malaikat diciptakan. Tetapi kalau malaikat-malaikat itu hadir pada waktu penciptaan dunia, Ayub 37:7cf; lihat juga Yehezkiel 28:13, sudah dapat diketahui bahwa para malaikat itu sudah ada sebelum dunia diciptakan.
5.2 Malaikat adalah mahkluk roh. Dengan tegas Alkitab mencatat bahwa malaikat-malaikat adalah roh-roh ciptaan, Mazmur 104:4; Ibrani 1:14. Alkitab juga mencatat adanya tubuh rohani, 1 Korintus 15:40, 44. Jadi para malaikat adalah makhluk roh yang mempunyai "bentuk rohani". Sebenarnya, pemahaman makhluk roh bagi manusia mempunyai konotasi seperti gas, tak berbentuk. Karena dengan tegas Alkitab mencatat adanya "tubuh rohani", maka walaupun mereka makhluk roh, mereka mempunyai bentuk tertentu.
Dalam bentuk tertentu itu, mereka dapat menampakkan diri dalam bentuk manusia, Ibrani 13:2. Pada umumnya penampakkan malaikat dalam bentuk seorang pria, Kejadian 32:24; Matius 28:5; Markus 16:5-6; Lukas 24:4; Kisah Para Rasul 1:10. Mungkin juga penampakkan mereka seperti wanita, Zakaria 5:9.
5.3 Malaikat lebih mulia daripada manusia. Alkitab mencatat bahwa pada awal penciptaan malaikat, lebih mulia daripada manusia, Mazmur 8:6cf, Ibrani 2:7cf. Menurut kodrat penciptaannya mereka adalah makhluk roh dan lebih kuat dari manusia manapun. Tetapi keadaan ini hanya sementara, karena ketika manusia percaya kepada penebusan darah Yesus, lahir baru, maka kelak ia akan menjadi seperti Yesus Kristus, lebih tinggi derajatnya dari malaikat.
5.4 Malaikat berkepribadian. Sebagai makhluk yang mulia, malaikat mempunyai kepribadian. Jelas bahwa manusia mempunyai keinginan, 1 Petrus 1:12, Yudas 1:6; mempunyai perasaan, Lukas 1:10; mempunyai pikiran, Yesaya 12:14cf; Yudas 1:9; Lukas 1:19 cf; 1:35cf. Malaikat yang derajatnya lebih tinggi dari manusia adalah makhluk kudus yang agung, dengan kepribadian yang agung pula, Ayub 38:7; Wahyu 19:10; 28:8. Hanya saja sebagai hamba, maka Alkitab memang mengutamakan Allah dalam segala hal, sehingga kepribadian para malaikat hanyalah pelengkap tambahan dalam pernyataan khusus itu.
5.5 Malaikat tidak dapat mati. Salah satu keistimewaan malaikat adalah mereka tidak mengalami kematian fisikal, Lukas 20:36. Sebagai makhluk roh, mereka tidak mempunyai tubuh alamiah. Para malaikat yang berdosa mengalami kematian rohani, Yesaya 14:15, II Petrus 2:4; Yudas 1:5; Wahyu 20:1-3. Dan kelak akan mengalami kematian kekal, Wahyu 19:20; 20:10, 14-15.
5.6 Malaikat tidak kawin-mawin, Matius 22:30; Markus 12:25; Lukas 20:35cf. Walaupun ada orang yang menafsirkan bahwa malaikat dapat bersetubuh dengan manusia, seperti penafsiran mereka terhadap Kejadian 6:2cf, tapi ayat-ayat di atas menegaskan bahwa malaikat tidak kawin-mawin. Hanya mahkluk biologis alamiah yang ditakdirkan untuk kawin-mawin (bersetubuh), sebab dengan cara ini mereka berkembangbiak. Jadi sebagai makhluk roh malaikat tidak bertambah karena kelahiran.
6. Persamaan dan Perbedaan antara malaikat dan manusia. Pokok yang satu ini merupakan hal yang jarang dibahas, tetapi penting untuk diketahui karena mempunyai banyak manfaat. Antara lain, menambah pemahaman kita tentang mengapa Alkitab melarang manusia menyembah malaikat.
6.1. Persamaan. Sukar untuk mencari persamaan antara manusia dan malaikat. Kalaupun ada, hanyalah pada hal-hal yang abstrak, yaitu:
a. Kehidupan keduanya berasal dari Allah. b. Keduanya adalah makhluk yang berkepribadian. c. Keduanya berakal budi. d. Keduanya adalah makhluk yang berkehendak bebas dan dapat jatuh ke dalam dosa. e. Keduanya adalah makhluk yang harus bertanggungjawab.
6.2. Perbedaan.
Perbedaan keduanya juga harus dengan teliti disimak walaupun lebih mudah ditemukan daripada persamaan. Untuk mencari perbedaannya kita harus paham tentang antropologi dan juga tentang hasil keselamatan bagi orang percaya.
a. Manusia adalah makhluk dunia dengan tubuh alami, Kejadian 2:7; 1 Korintus 15:44, 47. Malaikat adalah makhluk sorga dengan tubuh rohani.
b. Manusia mempunyai tubuh alami yang hidup oleh roh dalam kehidupan biologis, Kejadian 1:27. Tubuh alami manusia ia dapat mati, Kejadian 2:17 ataupun binasa, Kejadian 3:19. Malaikat mempunyai tubuh rohani yang hidup oleh roh dan tubuh rohani itu tidak dapat mati.
c. Manusia mempunyai tubuh alami yang mengalami pertumbuhan dan kemerosotan, Kejadian 1:28; II Korintus 4:16. Malaikat mempunyai tubuh rohani yang kekal.
d. Dalam tubuh alami itu, manusia dapat kawin dan mendapatkan keturunan. Dalam tubuh rohani itu malaikat tidak dapat kawin dan mendapat keturunan, Matius 22:30; Markus 12:25; Lukas 20:34-36.
e. Manusia adalah makhluk mulia pada awal penciptaannya. Malaikat lebih mulia dari penciptaan awal manusia.
f. Manusia dicipta serupa dengan gambar dan rupa Allah, Kejadian 1:26-27. Tidak di- deskripsikan apa-apa tentang malaikat.
g. Dosa pada manusia diwariskan lewat keturunan, Roma 5:12. Dosa pada malaikat sifatnya individual, sebab malaikat tidak berketurunan.
h. Bagi manusia ada pengampunan setelah ia berdosa, Kejadian 3:15. Bagi malaikat tidak ada pengampunan sesudah ia berdosa.
i. Dalam proses keselamatan setelah mendapatkan pengampunan dosa, bagi manusia ada kelahiran baru. Sedangkan untuk malaikat hal tersebut tidak ada.
j. Bagi manusia kelak status dan kemuliaannya akan berubah lebih tinggi atau lebih mulia, karena ia menjadi "pengantin" Yesus Kristus. Status dan kemuliaan malaikat tetap sama, tidak ada perubahan.
7. Susunan organisasi malaikat. Sudah jelas Alkitab menunjuk tentang adanya strata kedudukan atau kekuasaan di kalangan malaikat, yaitu dengan adanya istilah "penghulu malaikat", 1 Tesalonika 4:16; Yudas 1:9 atau istilah-istilah "singgasana", kerajaan, pemerintah, penguasa, Kolose 1:16, hal ini didasarkan pada sifat penciptaan Allah itu sendiri yang teratur dan berjenjang. Ada lagi fakta lain dalam Alkitab, yakni para malaikat dapat "nampak" bersama-sama dengan Allah seperti mimpi Yakub, Kejadian 28:21cf dan Yohanes 1:51. Ataupun penampakan rombongan malaikat saja, Lukas 2:13. Juga Alkitab mencatat bahwa setan dan kerajaan kegelapannya juga memiliki suatu strata yang teratur, Efesus 2:2; 6:12. Kenyataan inilah yang selalu mendorong berbagai macam tafsiran tentang strata organisasi malaikat ini.
Ketidak jelasan susunan organisasi malaikat dalam Alkitab dapat dijelaskan oleh prinsip-prinsip dalam Alkitab itu sendiri, yakni: Pertama, bahwa malaikat itu hanyalah pesuruh Allah. Pusat pemberitaan Alkitab adalah pernyataan tentang Allah dan obyek utamanya adalah manusia itu sendiri. Karena bertugas sebagai hamba maka fakta tentang malaikat hanya dideskripsikan secara garis besarnya saja. Bukankah ketika Yesus digambarkan sebagai "hamba" oleh injil Markus, maka untuk seorang hamba, silsilah menjadi tidak penting. Kedua, bukankah nanti orang percaya akan lebih tinggi derajatnya dari malaikat. Itulah sebabnya dalam Alkitab tidak dideskripsikan dengan jelas susunan organisasi malaikat.
Walaupun tidak cukup penting bagi keselamatan manusia, tapi karena Allah mencipta segala sesuatu secara teratur, maka isyarat Alkitab tentang adanya strata dalam dunia malaikat memancing niat para ahli Alkitab untuk membuktikannya.
Terdapat dua kelompok besar tafsiran tentang strata dunia malaikat, yaitu, pertama: strata malaikat dikaitkan dengan apa yang disebut sebagai "The Heavenly Sanhedrin"
- "Mahkamah Ilahi". Kedua strata yang khusus hanya ada dalam dunia malaikat.
The Heavenly Sanhedrin adalah merupakan tradisi bangsa Yahudi. Menurut itu, "Tuhan" dikaitkan dengan "dua belas penghulu malaikat" dan "tujuh puluh" malaikat dalam mahkamah ilahi itu. Tujuh puluh malaikat itu adalah pemimpin dari tujuh puluh bangsa waktu manusia terserak sesudah menara Babel. Tradisi itu menunjuk pada analogi Alkitab tentang Yakub dengan kedua belas anaknya, dan menjadi tujuh puluh orang keturunannya ketika tiba di Mesir. Di Elim ada dua belas mata air dan tujuh puluh pokok kurma. Musa mendirikan dua belas tugu batu dan bersamanya ada tujuh puluh tua-tua Israel. Masih ada lagi beberapa analogi, yang mungkin masih erat dengan alasan pemilihan tujuh puluh tua-tua terkemuka untuk membentuk Sanhedrin bagi orang Yahudi.
Nampaknya struktur The Heavenly Sanhedrin itu kurang tepat dengan prinsip Alkitab, karena: Pertama, orang Yahudi tidak mengenal Trinitas Ilahi. Bila Yakub, dua belas anak dan tujuh puluh turunan dijadikan patokan dimanakah posisi Abraham dan Ishak ? Kedua, setinggi-tingginya posisi malaikat, ia tidak akan menjadi hakim. Ketiga, Alkitab menceritakan tentang adanya kherubim dan seraphim yang amat "dekat" dengan tahta Allah. Dimanakah tempat mereka seandainya The Heavenly Sanhedrin itu ada ? Keempat, betapapun tingginya malaikat itu, mereka tidak dapat disamakan dengan Allah, ingat Yesaya 14 dan Yehezkiel 28. Pandangan tentang adanya "Heavenly Sanhedrin" itu lebih banyak bersifat spekulatif.
Penafsiran yang bersifat kurang spekulatif adalah adanya strata dalam dunia malaikat itu sendiri. Memang tidak sama dengan kerajaan kegelapan yang strukturnya jelas dalam Efesus 2:2 dan Efesus 6:14. Dalam dunia malaikat struktur itu tidak begitu jelas, bahkan masih ada kherubim dan seraphim yang sulit ditempatkan dalam struktur tersebut.
7.1 Penghulu malaikat. Archangel (Inggris) - Arckhaggelos (Grika) hanya dua kali disebut dalam Alkitab, yakni dalam 1 Tesalonika 4:16 dan Yudas 1:9. Dengan tegas Yudas 1:9 menulis bahwa Michael adalah "penghulu malaikat", yang artinya pemimpin dari sejumlah malaikat.
Ada ahli Alkitab yang berpendapat, hanya Michael lah yang "penghulu malaikat", Yudas 1:9, Wahyu 12:7. Tetapi Alkitab mencatat bahwa Lucifer, yang kemudian menjadi setan atau iblis itu, sebenarnya adalah penghulu malaikat yang lebih besar dari pada Michael. Yudas 1:9 dengan tegas mengatakan bahwa, "tetapi penghulu malaikat, Michael . . ., tidak berani menghakimi iblis . . ."
Ada suatu pandangan tradisional yang berpendapat bahwa penghulu malaikat ada tiga, yakni: Lucifer, Yesaya 14:12; Michael dan Gabriel, Daniel 8:16; 9:21. Bahkan ada yang berpandangan bahwa ketiga malaikat besar tersebut dikaitkan dengan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus, dalam tugas kepelayanan mereka, tetapi, nampaknya Alkitab memberi informasi yang lain, sehingga pandangan tersebut harus ditinjau kembali. Wahyu 9:11cf mencatat bahwa roh-roh atau malaikat-malaikat jahat dipenjara di "abyss" atau "jurang maut" itu, diperintah oleh raja mereka yang bernama "Abadon" (Ibrani) atau "Apolion" (Grika). Jadi nampaknya ada penghulu malaikat lain selain ketiga malaikat tadi. Nampaknya "empat malaikat yang terikat dekat sungai Efrat itu", Wahyu 9:14cf, juga harus dipertimbangkan sebagai penghulu "malaikat", karena berkaitan langsung dengan peristiwa besar yang terjadi bagi umat manusia, ingat bahwa, setiap penampakkan penghulu malaikat dalam Alkitab itu berkaitan erat dengan peristiwa-peristiwa besar bagi kehidupan manusia.
Ketika Lucifer disebut-sebut, Yesaya 14; Yehezkiel 28, adalah saat dimana ia memberontak melawan Allah. Ketika Michael disebut pertama kali, Yudas 1:9, hal itu erat kaitannya dengan masuknya Israel ke Palestina. Yang kemudian segera disusul dengan penampakkan panglima balatentara Tuhan, Yosua 5:14. Ketika Gabriel pertama kali disebut, Daniel 8:16, saat itu erat kaitannya dengan pengungkapan rahasia besar nubuatan tentang akhir zaman dan nubuatan tentang "Tujuh Puluh Sabat". Kemudian disusul oleh Michael, Daniel 10:13; 11:1, yang erat kaitannya dengan kelepasan bangsa Israel dari pembuangan di Babel. Ketika Gabriel muncul lagi dalam Matius dan Lukas, kala itu ia dalam tugas menyampaikan berita tentang kelahiran Yesus, Juruselamat. Ketika Michael muncul lagi dalam Wahyu 12, itu saat setan atau naga besar atau si ular tua atau iblis diusir dari Surga. Ketika Abadon atau Apolion dilepaskan dari Abyss jurang maut dan keempat malaikat yang terikat ditepi sungai Efrat dilepaskan dari ikatannya, Wahyu 9, juga erat kaitannya dengan peristiwa besar bagi umat manusia.
7.2 Pemimpin-pemimpin terkemuka. Kalau Alkitab perjanjian baru memakai istilah "penghulu malaikat", dalam kitab perjanjian lama ditemukan istilah "pemimpin terkemuka", Daniel 10:13, 21. Amat menarik bahwa dalam Daniel 10:13 ada tiga pemimpin, yakni: "pemimpin Persia", "Gabriel", dan "Michael". Ternyata Michael adalah "pemimpin Israel", Daniel 10:21; Yudas 1:9. Kalau dalam ayat itu ada Gabriel dan Michael, siapa lagi "pemimpin Persia" kalau bukan setan?!. Mungkin saja istilah "penghulu malaikat" sama dengan istilah "pemimpin terkemuka".
7.3. Kherubim. Di depan sudah diuraikan tentang kherubim dalam beberapa penampilan. Ternyata posisi kherubim itu, Yehezkiel 1:9; 10-11, amat dekat dengan tahta Allah. Setan yang pada mulanya adalah salah satu kherubim (Lucifer), Yehezkiel 28:13-14cf, yang posisinya amat dekat dengan tahta Allah maka Lucifer ingin menyaingi Allah, Yesaya 14:12-14. Walaupun tidak ditegaskan secara eksplisit, tetapi makin jelas bahwa kherubim adalah malaikat-malaikat tingkat tinggi dengan tugas-tugas istimewa dari Allah.
7.4 Seraphim. Sebagaimana telah dijelaskan terlebih dahulu, nampaknya "seraphim" itu adalah malaikat-malaikat khusus yang melayani Yesus.
7.5 Strata yang lebih rendah. Malaikat-malaikat itu merupakan satu kumpulan yang amat besar jumlahnya, Daniel 7:9-10; Matius 26:53; Lukas 2:13; Ibrani 12:22; Wahyu 5:11. Ungkapan "seribu kali beribu-ribu yang melayani dan selaksa kali berlaksa-laksa yang berdiri di hadapanNya", memberi gambaran adanya segolongan malaikat yang berkedudukan tinggi dengan tugas istimewa. Mereka yang berkedudukan tinggi lebih sedikit jumlahnya. Sedangkan yang "berdiri dihadapanNya" lebih besar jumlahnya. Hal itu sudah pasti sejak ada istilah "penghulu malaikat".
Hanya saja Alkitab tidak memberi gambaran yang jelas tentang tingkat-tingkat kekuasaan dari strata bawah ini, dibandingkan dengan susunan kuasa kerajaan kegelapan.
Rasul Paulus hanya memberi isyarat tentang adanya tingkat-tingkat kekuasaan dalam dunia malaikat, tapi tidak secara terperinci. Ditemukan beberapa istilah seperti Singgasana-singgasana (Thrones), Kerajaan-kerajaan (Dominions), pemerintah-pemerintah (Principalities), penguasa-penguasa (Powers), kekuasaan (Might), Roma 8:38; Efesus 1:21; 3:10; Kolose 1:16; 2:10, 10:15. Istilah-istilah ini belum dapat dijadikan patokan untuk membagi tingkatan dalam dunia malaikat dengan pasti. Satu hal yang pasti, yaitu, malaikat bagaimanapun rendah stratanya, lebih kuat dari manusia, II Petrus 2:11.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Source
From games
Kg forum
Wikipedia
Layout design
Btemplate
Translation Help
Toggle text
My brain ;D
jeshua.enfranchise@ymail.com
0 komentar:
Posting Komentar
hehehe